Sekarang ini mendaki gunung tidak hanya identik dengan kaum adam saja loh guys , para kaum hawa pun semakin banyak yang turut menggemari kegiatan outdoor mendaki gunung ini. Walaupun masih banyak yang beranggapan bahwa pendaki perempuan itu cenderung lebih ribet dan kurang fleksibel dalam beberapa hal seperti buang air, mengganti pakaian, dan lain-lain. Banyak juga yang menganggap kalau wanita tidak boleh mendaki gunung ketika sedang haid atau datang bulan karena kondisi di gunung yang masih sangat sakral dan masih banyak hal-hal mistisnya. Nah, sebenarnya boleh atau tidak sih mendaki gunung ketika sedang menstruasi? Jadi, ya, sebenarnya hal-hal mistis itu tergantung pada kepercayaan masing-masing. Ada juga hal lain yang perlu diperhatikan seperti faktor fisik yang sangat mempengaruhi kondisi seorang wanita ketika sedang haid. Biasanya kita akan lebih mudah lelah, lemas, nyeri yang tidak biasa dan bahkan bagi sebagian wanita bisa sampai pingsan. Padahal ketika mendaki gunung, te
Mendaki gunung belakangan ini semakin menjadi lifestyle yang tidak bisa ditinggalkan oleh anak muda. Banyak pendaki-pendaki baru yang mendadak bermunculan karena sekadar ikut-ikutan atau musiman saja (ternyata tidak cuma tahu bulat saja ya yang digoreng dadakan, pendaki pun ada juga yang dadakan). Padahal, mendaki gunung itu jelas memiliki resiko yang tinggi serta menyangkut keselamatan dan juga nyawa. Oleh karena itu, ketika hendak mendaki gunung seharusnya sudah mengetahui standar pendakian dan menguasai materi survival untuk kemungkinan buruk yang akan terjadi dan juga merancang persiapan sebaik mungkin. Setidaknya seorang pendaki harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mendaki gunung, dengan melihat kondisi cuaca tentunya. Sebenarnya mendaki gunung di musim hujan ataupun kemarau sama-sama mempunyai resikonya sendiri-sendiri. Misalnya, ketika musim hujan lebih rawan longsor, tersambar petir, banyak pohon tumbang, atau terserang hipotermia. Dan ketika musim panas, bahaya