Mendaki gunung belakangan ini semakin menjadi lifestyle yang tidak bisa ditinggalkan oleh anak muda. Banyak pendaki-pendaki baru yang mendadak bermunculan karena sekadar ikut-ikutan atau musiman saja (ternyata tidak cuma tahu bulat saja ya yang digoreng dadakan, pendaki pun ada juga yang dadakan). Padahal, mendaki gunung itu jelas memiliki resiko yang tinggi serta menyangkut keselamatan dan juga nyawa. Oleh karena itu, ketika hendak mendaki gunung seharusnya sudah mengetahui standar pendakian dan menguasai materi survival untuk kemungkinan buruk yang akan terjadi dan juga merancang persiapan sebaik mungkin. Setidaknya seorang pendaki harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mendaki gunung, dengan melihat kondisi cuaca tentunya. Sebenarnya mendaki gunung di musim hujan ataupun kemarau sama-sama mempunyai resikonya sendiri-sendiri. Misalnya, ketika musim hujan lebih rawan longsor, tersambar petir, banyak pohon tumbang, atau terserang hipotermia. Dan ketika musim panas, bahaya akan kebakaran hutan dan sumber air yang kering. Tetapi saat ini tidak sedikit juga pendaki yang tetap mendaki gunung disaat sedang musim hujan. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan ketika melakukan pendakian di saat musim hujan, setidaknya mencegah lebih baik daripada mengobati. Simak penjelasan berikut!
1. Pastikan Memilih Gunung dengan Medan yang Tidak Terlalu Terjal atau Sulit
Pertama-tama, kita harus memilih gunung mana yang akan didaki. Tidak boleh asal naik, karena setiap gunung mempunyai karakter dan kesulitan medannya sendiri-sendiri. Jika curah hujan cukup tinggi, pilihlah gunung yang tidak terlalu ekstrem dan memiliki jalur yang jelas. Setelah itu, berusaha mempelajari kondisi gunungnya seperti letak lokasi shelter yang ada disana dan usahakan untuk merencanakan pendakian tidak pada malam hari. Apabila sewaktu di perjalanan cuaca sangat tidak memungkinkan, jangan khawatir untuk kembali turun. Karena keselamatan dan pulang ke rumah tetap menjadi yang utama.
2. Memantau Prakiraan Cuaca Melalui Aplikasi (Mountain Forecast, BMKG, AccuWeather)
Sebelum melakukan pendakian, ada baiknya kita mengecek terlebih
dahulu curah hujan di gunung yang akan didaki menggunakan aplikasi-aplikasi
cuaca yang tersedia di smartphone.
Walaupun tidak 100% akurat, kita sudah mendapat gambaran di jam berapa saja hujannya
akan turun dan kapan saja waktu yang berpotensi memiliki cuaca cerah. Hal ini penting dilakukan agar bisa mengetahui seberapa tinggi curah hujan pada tanggal pendakian kita, dengan begitu kita dapat mempersiapkan dan memprediksi waktu perjalanan dengan baik.
3. Membawa Jas Hujan dan Memakainya ketika Mulai Turun Hujan
Sepertinya terdengar klasik, tetapi ini sungguh berpengaruh besar
untuk perjalanan kita nantinya. Jas hujan yang dibawa sebisa mungkin yang tidak
terlalu berat, bisa menggunakan jas hujan sekali pakai dari plastik atau ponco
yang berbentuk kelelawar. Keuntungan dari ponco adalah dapat menutupi carrier/ransel yang digunakan agar tidak langsung
terkena hujan dan juga lebih mudah memakainya. Ingat, kita harus meletakkan jas
hujan di bagian kepala carrier atau
bagian teratas ransel yang mudah dijangkau, agar ketika sudah mulai gerimis
kita bisa segera bersiap-siap menggunakannya. Bolehkah membawa payung ketika
naik gunung? Boleh saja, tapi hanya untuk pemakaian seperlunya seperti
kepentingan fotografer melindungi kamera, atau digunakan ketika sedang
mendirikan tenda. Tidak disarankan untuk digunakan selama trekking, karena pada payung terdapat kandungan
besi/timah yang dapat memicu tersambarnya petir.
4. Membawa Rain Cover/Cover Bag dan juga Flysheet
Walaupun sudah menggunakan trashbag untuk
lapisan dalam carrier, kita tetap harus
melapisi bagian luarnya dengan Rain Cover.
Karena kondisi hujan yang terus menerus dan dengan skala yang cukup besar tetap
dapat membuat kondisi carrier basah dan lembab. Flysheet bertujuan untuk
melindungi tenda dari terpaan angin lembah/bukit dan juga air hujan agar tidak
langsung menembus ke dalam tenda. Selain itu, ketika musim hujan flysheet juga
dapat berfungsi sebagai penampung air, dan terpal darurat untuk berteduh ketika
sedang beristirahat. Oleh karena itu, letakkan di tempat yang mudah dijangkau
ya!
5. Membungkus Semua Barang Bawaan dengan Plastik
Sudah menggunakan Rain Cover, Trashbag,
lalu masih harus membungkus dengan kantong plastik lagi? Tentu saja! Pastinya
kita tidak mau kan kalau sleepingbag dan
pakaian yang akan digunakan untuk tidur dan istirahat menjadi basah, lembab,
dan dingin? Hal ini juga mencegah tembusnya air ke dalam bagian carrier, sehingga setiap jenis barang bawaan harus
dipisahkan dan dibungkus dengan kantong kresek. Tidak apa-apa jika kita
kehujanan sewaktu di trek, tetapi
perlengkapan untuk tidur harus yang nyaman dong! Supaya keesokan harinya bisa
melanjutkan perjalanan dengan nyaman. Karena pakaian yang basah juga dapat
memicu penyakit seperti masuk angin, hipotermia, dan lain-lain.
6. Membawa Pakaian Lebih dan Pakaian Berbahan Dri-Fit
Kalau biasanya kita membawa hanya satu pasang pakaian ganti ketika
naik gunung, berarti kita harus menambahkan satu pasang lagi ketika mendaki di
musim hujan. Tergantung seberapa panjang dan lama perjalanannya. Setidaknya
kita sudah memisahkan mana pakaian yang digunakan untuk jalan dan untuk
istirahat, lalu menyiapkan pakaian cadangan jika memang kondisi hujannya parah
dan kita tidak bisa menjemur pakaian yang basah. Pakaian berbahan Dri-Fit
sangat membantu jika dipakai sewaktu trekking,
karena pakaian dengan bahan polyester
ini akan lebih cepat kering dan lebih ringan jika dibawa dibandingkan dengan
bahan katun/kaus biasa. Jangan sampai membawa barang atau pakaian yang tidak
efisien untuk dipakai, karena hanya akan menambah beban bawaan dan dapat
menghambat langkah kita.
7. Menjemur Pakaian dan Sepatu yang Basah ketika Ada Matahari
Melakukan pendakian sewaktu musim hujan memang membuat kita tidak
boleh banyak berharap akan bertemu matahari, karena sebagian besar pasti akan
dipenuhi oleh kabut yang tebal. Akan tetapi jika sewaktu-waktu dibonuskan
dengan kondisi cerah dan terang, kita bisa menjemur sejenak pakaian basah, sepatu
basah, carrier basah atau barang lainnya yang basah
dengan diangin-anginkan agar tidak terlalu berat jika dibawa kembali. Karena
melakukan perjalanan dengan kondisi pakaian atau sepatu basah sesungguhnya akan
membuat tidak nyaman.
8.
Sedia Jaket Waterproof, Sepatu Trekking Waterproof, dan Trekking Pole
Lengkapi peralatan mendaki dengan tiga barang di
atas. Dengan membawa ketiga barang tersebut kita seperti mempunyai nyawa
tambahan. Jaket waterproof sangat
multifungsi dan wajib dibawa ketika mendaki. Selain dapat menghalangi air,
bagian dalam jaket yang berbahan polar juga dapat menghangatkan kita dari dinginnya
cuaca di pegunungan. Ketika musim hujan, kondisi jalur otomatis akan lebih
licin dan berlumpur, gunakan sepatu trekking
waterproof yang nyaman agar dapat melindungi kaki dan bermanuver dengan
baik. Yang terakhir, alat bantu ini mempunyai banyak fungsi selama pendakian.
Diantaranya: dapat menjaga stabilitas dan keseimbangan ketika sedang berjalan,
dapat memberikan dorongan tenaga tambahan pada saat tanjakan dan bisa membantu
pengereman pada turunan yang curam, sebagai tiang penyangga untuk flysheet, sebagai pelindung jika
sewaktu-waktu ada babi hutan atau binatang liar yang menyerang, dan masih
banyak yang lainnya. Jadi, jangan lupa untuk membawa ketiga barang tersebut ya
teman-teman!
Itulah beberapa cara yang harus diterapkan ketika melakukan
pendakian di musim hujan. Untuk memastikan barang bawaan supaya tidak ada yang
tertinggal, cobalah membuat check list
ketika packing agar lebih mudah
ketika melakukan cross check. Tidak
lupa juga untuk selalu memperhatikan kode etik dalam mendaki gunung, yaitu
tidak meninggalkan sampah di atas gunung. Selalu berhati-hati dan peduli dengan
sekitar. Dan yang perlu diingat adalah tetap harus mempergunakan alat sesuai
fungsinya. Karena alat-alat tersebut diciptakan untuk digunakan dalam
kondisi-kondisi tertentu. Semoga bermanfaat!
Cheers,
Comments
Post a Comment