Sekarang ini
mendaki gunung tidak hanya identik dengan kaum adam saja loh guys, para kaum hawa pun semakin banyak
yang turut menggemari kegiatan outdoor
mendaki gunung ini. Walaupun masih banyak yang beranggapan bahwa pendaki
perempuan itu cenderung lebih ribet dan kurang fleksibel dalam beberapa hal
seperti buang air, mengganti pakaian, dan lain-lain. Banyak juga yang
menganggap kalau wanita tidak boleh mendaki gunung ketika sedang haid atau
datang bulan karena kondisi di gunung yang masih sangat sakral dan masih banyak
hal-hal mistisnya. Nah, sebenarnya boleh atau tidak sih mendaki gunung ketika
sedang menstruasi?
Jadi, ya,
sebenarnya hal-hal mistis itu tergantung pada kepercayaan masing-masing. Ada
juga hal lain yang perlu diperhatikan seperti faktor fisik yang sangat mempengaruhi
kondisi seorang wanita ketika sedang haid. Biasanya kita akan lebih mudah
lelah, lemas, nyeri yang tidak biasa dan bahkan bagi sebagian wanita bisa
sampai pingsan. Padahal ketika mendaki gunung, tenaga kita akan terkuras lebih
banyak dari biasanya. Dan dari faktor psikologis, pasti kita semua sudah sering
sekali menemukan wanita yang mood-nya
cenderung lebih labil dan dapat berubah secara drastis ketika sedang datang
bulan. Oleh karena beberapa faktor-faktor tersebutlah mungkin tidak disarankan
wanita yang sedang haid untuk mendaki gunung. Karena ketika di gunung kondisi
lingkungan dan kenyamanan pun tidak akan sama seperti sedang di kota, sehingga
kita harus bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar.
Tapi, jangan
khawatir Ladies! Sesungguhnya mendaki
gunung saat sedang haid itu tidak diharamkan dan tidak ada peraturan tertulis
yang melarang. Hanya saja ada beberapa etika dan tata cara yang bisa kita
lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, supaya kita tetap
bisa mendaki gunung dengan nyaman. Berikut tipsnya!
Periksa Waktu Haid dan Selalu Sedia Pembalut
Sebelum mendaki gunung, kita para Ladies harusnya sudah paham kapan waktunya si ‘tamu bulanan’ itu datang. Sehingga ketika jadwalnya memang
bertabrakan dengan jadwal pendakian, kita bisa mempersiapkan seberapa banyak pembalut
yang dibutuhkan dan harus dibawa sewaktu akan mendaki gunung yang disesuaikan
dengan lamanya waktu menstruasi. Lebih baik membawa stok lebih daripada
kekurangan ya, Ladies! Karena di atas
gunung tidak ada warung. Oiya, jangan lupa juga membawa kantong plastik untuk
sampah pembalutnya ya!
·
Mengganti dan Membuang Pembalut
Di gunung memang tidak ada kamar kecil atau toilet untuk kita para
Ladies membersihkan dan berganti pembalut. Tapi kita tetap bisa melakukannya
sesering yang kita butuhkan ketika sudah merasa tidak nyaman dan ingin
mengganti pembalut. Kita bisa memanfaatkan semak-semak agar tidak terlihat oleh
orang lain, atau bisa juga menggunakan kain atau sarung untuk menjadi penutup
ruang ganti darurat jika memang tidak ada semak-semak tinggi yang bisa
menghalangi. Setelah diganti, jangan lupa pembalut kotornya dimasukkan lagi ke
dalam plastik dan dibawa turun ya, Ladies.
Nanti bisa dibersihkan dan dibuang ketika kita sudah turun gunung.
· Minum Air yang Banyak dan Membawa Obat Pereda Nyeri
Ketika menstruasi, kita akan kehilangan cairan tubuh lebih banyak
dari biasanya. Oleh karena itu, kita tetap harus mengisi asupan cairan supaya
tidak dehidrasi dengan minum air yang banyak. Khusus untuk para Ladies yang sering mengalami nyeri
ketika haid, jangan lupa membawa obat ya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan
terjadi ketika berada di alam bebas, sehingga kita perlu waspada dan memahami
kondisi diri sendiri.
Membersihkan Noda Darah dan Menggunakan Celana Berwarna Gelap
Biasanya semakin berat aktivitas kita, maka semakin banyak pula
darah kotor yang keluar. Tidak menutup kemungkinan akan tembus atau bocor ke
celana. Oleh karena itu kita bisa menyiapkan tisu basah untuk membersihkan noda
darah sewaktu mengganti pembalut atau ketika sedang buang air (untuk di
beberapa gunung sudah tidak diperkenankan membawa tisu basah, bisa juga diganti
dengan tisu kering yang dibasahi oleh air). Untuk mengantisipasi noda yang
tembus ke celana, kita bisa menggunakan celana yang berwarna gelap supaya tidak
terlihat oleh orang lain dan tidak harus mengganti celana setiap waktu.
· Membawa Wewangian untuk Menyamarkan Bau Amis
Seringkali kita merasa tidak percaya diri dan khawatir akan aroma
tidak sedap yang keluar dari diri sendiri ketika sedang haid. Padahal mungkin
hanya perasaan saja, tetapi kita bisa mengantisipasinya dengan menggunakan
parfum atau wewangian yang lain agar tetap merasa nyaman dan tidak takut
tercium oleh orang lain.
·
Berfikir Positif dan Memberi Tahu Teman Sependakian
Pada dasarnya, kondisi fisik itu dipengaruhi oleh mental dan mindset
kita sendiri. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tetaplah
berfikir positif dan menjaga sikap kita selama berada di gunung. Kita juga
perlu memberi tahu teman sependakian kita kalau sedang menstruasi, agar mereka
bisa mengantisipasi dan memaklumi perubahan perilaku kita jika sewaktu-waktu
menjadi moody.
·
Optimis dan Selalu Berdoa
Selalu percaya pada kemampuan diri sendiri, tetap fokus dan
berkonsentrasi selama melakukan pendakian. Serta memohon perlindungan pada Yang
Maha Kuasa dari gangguan-gangguan yang tidak diinginkan. Karena bagaimanapun,
ketika di gunung kita harus memposisikan diri sebagai ‘tamu’ dan tidak berniat
mengganggu ‘si pemilik rumah’.
Mungkin itu beberapa tips dan hal-hal yang bisa kita lakukan untuk
mengantisipasi pendakian selama sedang menstruasi supaya bisa tetap berjalan
nyaman. Intinya, tidak perlu membebani diri sendiri dengan pikiran aneh-aneh
dan tidak perlu dibawa ribet. Pendaki cantik yang pintar pasti bisa mengatasi
dan mencari cara untuk survive di
alam bebas. Tetap mengikuti prosedur dan aturan yang ada pada masing-masing
gunung, maka kita pun tidak perlu membatalkan rencana pendakian jika waktunya
bertabrakan dengan waktu datang bulan. Semoga bermanfaat, salam lestari!
Cheers,
Comments
Post a Comment